MODUL AJAR KONSENTRASI KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN XI
Belajar Manajemen Perkantoran
Growing and Developing with Office Management
Friday, November 3, 2023
Thursday, June 15, 2023
Video Pembelajaran SMK Jurusan Manajemen Perkantoran
Haaiiiii mari simak materi video pembelajaran komunikasi manajemen perkantoran yukkk!!💞
link YT: https://youtu.be/ZQ4VGKp_1jQ
Monday, May 11, 2020
Bonus demografi ialah fenomena dimana dengan kondisi usia produktif (15-64 Tahun) lebih banyak dari usia non produktif (0-14 Tahun). Artinya usia yang siap kerja untuk mendukung kemajuan perekonomian Indonesia sangat banyak atau melimpah. Namun fenomena ini jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan sia-sia. Untuk mendukung manfaat bonus demorafi maka perlu adanya faktor-faltor penjamin mutu SDM, seperti pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sangat penting untuk menunjang keberhasilan dari manfaat bonus demografi, baik pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal ialah pendidikan yang telah diprogram wajib oleh dari pemerintah, seperti SD-SMP-SMA/SMK hingga Perguruan Tinggi, sedangkan pendidikan non formal ialah pendidikan yang menujang kemajuan skill yang tidak diperoleh secara maksimal di pendidikan formal.
Keterampilan
vokasi yang diperoleh dari bangku sekolah, lulusan SMK diharapkan mempunyai
kemampuan yang lebih dibanding lulusan SMA. Harapan tersebut ternyata tidak
terlihat di lapangan sebagaimana yang disampaikan oleh pelaku usaha. Sekitar 26% pelaku usaha menilai lulusan SMA/SMK berkualitas rendah dan tidak ada
perbedaan kualitas secara signifikan antara lulusan SMA dan SMK. Kurang dari
10% pelaku usaha yang menilai lulusan SMA/SMA berkualitas sangat baik.
Dari penjelasan tersebut dapat dinilai bahwasanya memang kualitas pendidikan sangat berperan penting dalam peraihan manfaat dari bonus demografi. Namun pada kenyataan di lapangan saat ini kondisi di Indonesia mayoritas masih terbilang jauh dari pendidikan yang berkualitas, Hal ini dibuktikan dengan contoh, pada tahun 2010, masih >50% lulusan SMA/MA/SMK bekerja di unskilled jobs dan >30% di semi-skilled jobs. Untuk lulusan pendidikan tinggi, masih ada
sekitar 10% dan 40%, secara berturut-turut, yang bekerja di unskilled dan semi-skilled jobs. Hal tersebut memunculkan berbagai pendapat bahwasannya hal yang membuat lulusan tidak diterima di dunia kerja sesuai ekspetasi karena kualitas real yang ada tidak sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya kualitas tenaga kerja, yang antara lain diukur dengan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan, juga masih mengemuka. Dari sekitar 114 juta penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja (data 2013), sekitar 54,7 juta orang (47,9 persen) hanya berpendidikan SD/MI atau kurang, dan hanya 34,3 persen yang lulus sekolah menengah atau perguruan tinggi.
Isu rendahnya kualitas angkatan
kerja masih akan tetap mengemuka dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini
ditunjukkan oleh tingginya potensi tenaga kerja usia muda yang berpendidikan
rendah. Pada tahun 2012, dari sekitar 62 juta penduduk usia 15-29 tahun yang
sudah tidak bersekolah, ada sekitar 30 persennya yang hanya lulus SD/MI atau
kurang. Selain itu, sampai saat ini masih banyak anak-anak yang putus sekolah
dan tidak menyelesaikan pendidikan sembilan tahun dan juga banyak lulusan SMP/MTs/sederajat yang tidak melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. Sebagai gambaran, pada tahun 2012 terdapat 1,36 juta
anak usia 13-15 tahun yang tidak bersekolah dan pada tahun 2015 mereka akan
menjadi bagian dari angkatan kerja berpendidikan rendah. Keadaan
tersebut tentu saja tidak cukup kondusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Indonesia, yang sangat membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan bekerja
sesuai dengan tingkat kompetensinya. Peningkatan kualitas tenaga kerja sangat
dibutuhkan terutama karena tuntutan standar kualitas produksi yang semakin
tinggi, lingkungan kerja yang semakin kompetitif, dan cepatnya perkembangan
teknologi baik yang berasal dari luar negeri maupun yang dikembangkan di dalam
negeri.
Permasalahan lain yakni perusahaan-perusahaan juga tidak banyak yang memberikan pelatihan kepada pegawainya.Hanya sekitar
5 persen tenaga kerja yang melaporkan pernah mendapat pelatihan. Hanya sektor
keuangan dan jasa publik yang memberikan pelatihan cukup banyak bagi
karyawannya (masing-masing sekitar 17 persen). Survei juga menemukan bahwa
perusahaan kecil dan menengah jarang memberikan pelatihan (on-the-job training) bagi karyawannya.12 Hanya sekitar 3 persen
perusahaan kecil (dengan karyawan 5-19 orang) dan hanya sekitar 13 persen
perusahaan menengah (dengan karyawan 20-99 orang) yang memberikan pelatihan
bagi karyawannya. Meskipun hampir 40 persen perusahaannbesar memberikan
pelatihan bagi karyawan, angka tersebut masih lebih rendah dari yang diberikan
oleh perusahaan-perusahaan besar di negara-negara lain, yang angka rata-ratanya
sudah mencapai 65 persen.
Pendidikan non formal berperan penting dalam penyediaan pelatihan keterampilan kerja melalui lembaga kursus, namun kualitasnya dinilai jauh lebih rendah dibanding lembaga pendidikan formal. Meskipun demikian, lulusan lembaga pendidikan non-formal dinilai lebih baik dalam hal relevansi dan adaptabilitasnya dengan kebutuhan lapangan kerja. Berbagai layanan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, dinilai kurang mendukung kebutuhan pembangunan daerah.
Dengan demikian pendidikan bagi orang
dewasa semakin menjadi tuntutan untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan baik teknis maupun profesional yang dibutuhkan dalam
meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sunday, April 12, 2020
PERALATAN KANTOR
HOLAAA READERS🌈 Post selanjutnya kali ini author menulis mengenai Peralatan Kantor. Apakah dari kalian sudah pada mengetahui apa itu peralatan kantor? macam-macamnya serta cara pemeliharaannya? jika belum Kuy! membaca materi tersebut. . . “Pengetahuan adalah kekuatan, siapapun pelakunya” Jadi tunggu apalagi? Ayo membaca✨
1. PENGERTIAN
·
Menurut
The Liang Gie
“Peralatan
kantor adalah benda-benda yang dipakai habis dalam pelaksanaan sehari-hari oleh
pegawai tata usaha”.
·
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Peralatan
kantor berarti sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
dan tujuan”.
·
Secara
Umum
“Peralatan
kantor ialah alat-alat yang dipakai dalam kantor guna kelancaran perusahaan
dalam melakukan/ melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasinya”.
2.
MACAM-MACAM
Macam-macam peralatan kantor ialah
barang-barang yang habis pakai digunakan dalam kegiatan suatu kantor yang cara
menghabiskan nilainya yaitu tidak dalam waktu dekat. Contoh macam-macam
peralatan kantor ialah :
a.
Meja-meja
tulis.
b.
Mesin
ketik
c.
Komputer
d.
Printer
e.
Almari
Kantor
f.
Filling
Cabinet.
g.
Kursi-kursi
h.
Mesin
hitung/kalkulator
i.
Mesin
penghancur kertas
j.
Map
arsip atau guide
k.
Mesin
Fotokopi
l.
Ordner
m.
Memory
card
n.
Flashdisk
o.
Eksternal
harddisk
p.
Perforator
q.
Penjepit
kertas
3.
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan atau perawatan pada peralatan
kantor mempunyai peranan penting untuk memberikan kelancaran kerja pegawai.
Pemeliharaan semua peralatan kantor yang terdapat di lingkungan sekitar kantor
menjadi tanggung jawab pegawai bagian perlengkapan. Pemeliharaan peralatan
kantor dilakukan secara berkala dan darurat. Pemeliharaan secara berkala
dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan tingkat kerusakan pada
peralatan kantor. Peralatan kantor yang mengalami kerusakan secara mendadak
saat pengoperasian dapat dilakukan pemeliharaan secara darurat
Rahmah (2011) menyatakan bahwa
pemeliharaan dapat dikategorikan ke dalam pemeliharaan ringan, pemeliharaan
sedang, dan pemeliharaan berat. Pemeliharaan ringan dilakukan sehari-hari oleh
unit pemakai atau pengurus barang tanpa membebani anggaran. Pemeliharaan sedang
dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidik atau terlatih yang membebani
anggaran. Pemeliharaan dilakukan secara insidental oleh tenaga ahli yang
pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya tetapi dapat diperkirakan
kebutuhan yang membebani anggaran. Pemilihan cara atau metode pemeliharaan yang
tepat akan membantu pencapaian target program pemeliharaan secara efektif dan
efisien. Pemeliharaan sebagai daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar
peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik
Prawirosentono (2007:330-331) menyebutkan
lima strategi pemeliharaan peralatan kantor, adalah sebagai berikut: (1)
Strategi pemeliharaan peralatan berencana, (2) Strategi pencegahan pada mesin
peralatan, (3) Strategi peramalan dalam penggunaan mesin, (4) Strategi
pemeliharaan darurat mesin, (5) Strategi pengukuran kerja para tenaga perawat
mesin. Berdasar pada strategi pemeliharaan peralatan kantor diatas maka dapat
disimpulkan strategi pemeliharaan peralatan kantor dilakukan dengan cara
pencegahan, peramalan, melakukan secara darurat, mengukur kerja para tenaga
perawat mesin.
Referensi :
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jpap/article/view/3947/6478
KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERKANTORAN
TEKNOLOGI PERKANTORAN
- PENGERTIAN
TEKNOLOGI PERKANTORAN
Menurut Sayuti (2013), teknologi
perkantoran lebih banyak diarahkan kepada beberapa peralatan atau mesin-mesin
yang digunakan dalam kegiatan perkantoran. Maka dari itu pengertian teknologi
perkantoran adalah bagaimana proses mencatat, menghimpun, mengolah,
memperbanyak, mengirim dan menyimpan bahan-bahan keterangan secara efisien
dengan menggunakan mesinmesin kantor.
- MANFAAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
PERKANTORAN
Pengaruh Perkembangan Teknologi Perkantoran
Perkembangan
teknologi perkantoran mempunyai pengaruh yang positif terhadap ketenagakerjaan,
prosedur kerja dan hasil kerja perkantoran itu sendiri disamping dampak
negatifnya.
Sayuti
(2013:149) menambahkan bahwa ada tiga manfaat atau dampak positif dari
penggunaan teknologi perkantoran yaitu:
1.
Manfaat
terhadap ketenagakerjaan yaitu:
a.
Peningkatan
mutu tenaga kerja
b.
Peningkatan
disiplin dan kegairahan dan kedisiplinan kerja
c.
Penghasilan
bagi tenaga kerja
d.
Meringankan
tenaga dan pikiran pegawai
2. Manfaat
terhadap prosedur kerja yaitu:
a.
Mempercepat
penyelesaian pekerjaan.
b. Menyederhanakan
prosedur kerja atau memperpendek mata rantai penyelesaian pekerjaan.
c.
Memeperlancar
pekerjaan
d.
Mempermudah
penyelesaian pekerjaan.
3. Manfaat
terhadap hasil kerja yaitu:
a.
Meningkatkan
mutu hasil pekerjaan kantor
b.
Mempertinggi
jumlah hasil pekerjaan
c. Memperoleh
keseragaman bentuk, ukuran dan jenis hasil pekerjaan kantor.
- DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PERKANTORAN
Penggunaan atau pemakaian teknologi
perkantoran (mesinmesin kantor) dapat mempengaruhi serta memberikan dampak
positif terhadap aktivitas-aktivitas perkantoran yang dilakukan. Sedarmayanti
(2005:172) dan Yatimah (2013:304) menyimpulkan beberapa keuntungan penggunaan
mesin kantor adalah:
1.
Menghemat
biaya.
2.
Menghemat
waktu dan tenaga.
3.
Memudahkan
pengendalian dan ketepatan.
4.
Memudahkan
pengawasan.
5.
Menghasilkan
pekerjaan yang lebih baik dan rapi.
6.
Keterangan
yang dimuat dapat lebih banyak.
7.
Mengurangi
rasa bosan dengan metode manual.
8.
Mengurangi
kelelahan pegawai.
Dampak
negative
Dampak
negatif perkembangan teknologi perkantoran pada umumnya dirasakan sekali
terutama yang menyngkut ketenagkerjaan dan penambahan biaya. Selain
memberikan manfaat atau dampak positif bagi aktivitasaktivitas kerja di kantor.
Teknologi perkantoran atau mesin-mesin perkantoran juga dapat memberikan dampak
negatif, adapun dampak negatif dari penggunaan teknologi perkantoran menurut
Sedarmayanti (2005:172) dan Yatimah (2013:304), yaitu:
1. Tingkat
penyusutan dari beberapa mesin cukup tinggi
2. Memerlukan
biaya yang tinggi guna pengadaan dan pemeliharaan untuk jenis tertentu
3. Sulit
mendapatkan operator mesin yang cakap dan perlu biaya untuk melatih mereka
4. Kadang-kadang
fleksibilitas dari beberapa metode mesin sulit didapat atau diterapkan
5. Sulit
mengadakan pemeliharaan dan perbaikan untuk jenis mesin tertentu apabila
terjadi kerusakan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
MODUL AJAR KONSENTRASI KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN XI
-
HOLAAA READERS🌈 Post selanjutnya kali ini author menulis mengenai Peralatan Kantor. Apakah dari kalian sudah pada mengetahui apa itu pe...
-
TEKNOLOGI PERKANTORAN PENGERTIAN TEKNOLOGI PERKANTORAN Menurut Sayuti (2013), teknologi perkantoran lebih banyak diarahk...
-
Bonus demografi ialah fenomena dimana dengan kondisi usia produktif (15-64 Tahun) lebih banyak dari usia non produktif (0-14 Tahun). Ar...